Tidak semua pemula dalam bisnis mau ikhlas menerima kondisi awal bisnis, yang kadang tidak langsung seperti apa yang diharapkan, misalnya penjualan belum bagus atau sama sekali belum ada penjualan, butuh energi promosi yg sangat kuat dan sabar, banyak ketidaksesuaian layanan dan respon pasar, belum adanya pemahaman yg merata di SDM, belum menemukan irama kerja yang baik sehingga kadang ada ide kadang tidak ada.

Siklus usaha setelah berjalan lama memang kadang berada pada kondisi membaik dan menurun, itu jika sudah berjalan pada waktu tertentu, namun jika pada permulaan, bisa saja belum ada pembanding,  belum ada ukuran.. .Namun semua itu akan serta merta dipahami sejalan waktu, namun setidaknya secara awam ada tahapan kecil yang mungkin dipahami, tentu uraian ini setelah melalui fase riset pasar/pengamatan pasar, sehingga penjelasan ini  antara memulai usaha dengan respon pasar, diuraiakan dengan bahasa biasa/umum :

  1. Tidak dikenalnya merek Anda, pada fase ini fokuslah kepada pengenalan merek, apapun produknya, apapun beragam produknya. Memang ada pola yang sering dilakukan dengan promosi besar-besaran, coba produk gratis, diskon harga, insentif harga. Pada fase ini akan ada korban perasaan jika konsumen merasa ragu dengan kualitas merek, belum berani mencoba, belum tertarik
  2. Dikenalnya merek secara mendasar. Yah pengenalan merek ini berkenaan adanya mereka baru hadir di pasar. Pada fase ini harus bisa membuktikan apa yang dijanjikan dalam promosi, iklan dll Agar terjadi pemikiran lebih lanjut. Dikenalnya merek jangan mau hanya sekedar dikenal tanpa persepsi, maka ciptakan persepsi ke konsumen akan merek ini, biasanya dengan pendekatan khusus dalam komunikasi pemasaran
  3. Penjualan, setelah dikenalanya mereka biasanya ada penjualan yg mulai tampak, entah masih pd level mencoba atau sudah merasa cocok. Sehingga mungkin  merasa puas akan merek ini. Pada fase ini penjualan berfungsi sebagai jalan membuktikan apa yang ditawarkan secara konkret.
  4. Kesan mendalam. Pada fase ini akan terjadi efek dari penjualan, dari mulut ke mulut dari hadirnya sebuah produk, ada yang memiliki kesan mendalam, baik dalam arti positif, atau negatif, pada fase ini akan terus berpikir lebih detil, tidak saja soal beli dan harga, tp mulai mengukur dengan produk lain yg sejenis atau produk pelengkap.
  5. Keputusan soal pikiran pro kontra. Sebenernya dalam bahasa pragmatisnya bukan ‘pikiran pro kontra” namun saya gunakan bahasa ini agar lebih mudah bagi yg awam. Yah dalam pikiran konsumen mulai mempertimbangkan apakah ada nilai yg bisa diambil dari merek ini. Apakah ada sisi yg begitu tidak dilupakan, atau justru dilupakan begitu saja, tidak ada nilai lebih dari produk ini.
  6. Fanatis & Skeptis, memang 2 kata ini menunjukkan posisi akhir pada sebuah merek, sebenenrya juga bahasanya bukan Fanatis & Skeptis, tapi saya ambil bahasa mudahnya, namun intinya konsumen akan merasa fanatis terhadap merek Anda, atau malah skeptis, ini akan terjadi terus ketika bertemua dengan konsumen lain yg juga pernah menggunakan atau pernah mendengar, sehingga yang terjadi adalah kumpulan persepsi terhadap merek, digabung dalam diri sendiri dengan pendapat pihak lain.

Yah dengan 6 level yang dibuat mudah itu maka tentukanlah, bagaimana agar pasar cepat berpindah dari 1 ke 2, 2 ke 3 namun dengan kondisi yang membaik. Sehingag promosi itu tidak hanya  1 tujuan, promosi tidak hanya 1 bentuk ke  ‘penjualan’ saja tetapi juga berkenaan dengan penanaman persepsi terus menerus, upaya komunikasi Value, upaya menarik respon tertutup ke pasar. dll Sehingga perlu menyusun komunikasi pemasaran berlapis sesuai kondisi konsumen selama ini, riset juga boleh.  Namun yang terpenting jangan hanya membuat promosi yg isinya SEKEDAR MENGENALKN, karena ada fase dimana sudah kenal, sudah make, tapi tergiur iklan pesaing karena pendekatan pemasaran yg berbeda, misal nya menggambarkan BENFIT yang lebih dibutuhkan konsumen saat itu.