Dalam beberapa forum, dalam beberapa status di social media, beberapa di milis dan buku-buku banyak sekali mengatakan berbinis tidak perlu teori. Saya awalnya kaget, kenapa?
Salah mengartikan Teori
Mungkin dipikir yang namanya Teori itu laksana buku tebal, laksana e-book ratusan halaman yah? Sehingga banyak calon pebisnis malas dengan teori, sehingga kesalahpahaman memahami teori ini lah yang membuat banyak yang antipati dengan teori. Pada zaman dahulu dorongan ingin memulai usaha, ketika belum ada online2 nan yang maju seperti sekarang ini, teori tetap ada namun ditemukan sendiri ketika dalam menjalankan bisnis, sehingga memang untuk sebuah teori bisnis pribadi, butuh pengorbanan modal, waktu, tenaga. Nah dengan majunya teknologi maka pertukaran informasi, forum, milis menjadikan pertukaran informasi dari yang sukses dan gagal menjadi sebuah kemasan pengalaman dan rumus, ini juga disebut teori. Teori teman saya, teori bapak saya, teori tetangga saya. Teori bukan sesuatu yg harus berwujud buku, bahkan mungkin pengalaman orang lain dalam bentuk lisan menjadikan kemasan yg sistematis sehingga menjadi sebuah teori sendiri.
Karena sudah sukses males ke bawah
Banyak yang merasa sudah sukses sehingga malas jika harus belajar lagi, gengsi, sehingga mengatakan tidak butuh teori untuk sukses di bisnis. Loh bagaimana dengan ilmu yang didapat selama ini dalam menjalankan bisnisnya? itu kan juga teori yang terpendam yang mungkin belum disampaikan ke orang lain? Jika sudah disampaikan akan menjadi teori bagi orang lain, walau bagi dirinya sendiri itu bukan teori.
Sehingga teori bisnis tidak harus dari profesor, dari yang lebih tua, dari yang lebih senior. Dari siapapun teori itu bisa muncul. Mungkin bagi yg sudah sukses sudah lupa bagaimana mengawali bisnis secara detil sehingga lebih baik mengatakan tanpa teori.
Cara mengecek pebisnis itu butuh teori tidak
- Cek di kamar atau di kantornya, apakah ada buku, apalagi buku bisnis/kewirausahaan/marketing/online/motivasi? Jika ada, maka jangan percaya jika dia tidak butuh teori, kenapa? Karena biasanya otak kita juga mampu menyusun teori sendiri dari hasil rumusan buku2 yang dibacanya selama ini , dari tahun ketahun, walau buku itu sudah tidak dibacanya lagi. Hebatnya teori itu sudah bergabung dengan pengalaman yang memunculkan teori baru di otaknya.
- Cek apakah ketika mau diminta sharing menjadi narasumber dia memberikan rumusan bisnis? Jika iya, maka dia sudah berteori untuk orang lain. Apalagi pebisnis itu malah sibuk buka buku untuk membuat Slide presentasinya.
Berlayar pun butuh teori untuk mencapai tujuan
Zaman dahulu ketika orang berlayar memang tidak menggunakan perangkat navigasi yang detil seperti sekarang ini, tapi zaman dahulu tetap butuh navigasi, yaitu menggunakan teori perbintangan. Sehingga orang berlayarpun agar tujuannya tercapai, tetap butuh teori perbintangan walau itu masih tradisional dan sederhana, karena memang teori bisa sangat sederhana, juga yang menggunakan alat modern saat ini juga menggunakan teori tersendiri. Keduanya sama berteori, bedanya dari sisi seberapa detil di dalamnya.
Benar2 tidak butuh teori bisnis? Yang bener nih?
Pada suatu waktu, ada sekelompok orang /calon pengusaha yang mengaku tanpa teori, karena habis dari seminar usaha dan mengatakan
“Memulai usaha tidak butuh teori”
Kemudian jika ditanya, dapat ilmu dari siapa itu? Mereka menjawab
“Ini menurut Bob Sadino, pokoknya usaha jalankan saja nanti ketemu sendiri”
Gubrak, berarti orang-orang itu tetap butuh teori dong, yaitu memakai teorinya BOB SADINO yang sudah masuk ke otaknya. Tuh kan?