Memang tidak dipungkiri Indonesia ini sangat empuk untuk peluang bisnis yang berbasis jaringan atau MLM atau affiliasi. Karena memang kondisi perekonomian Indonesia cukup mudah disentuh usaha berbasis modal minimalis, bonus maksimalis
Namun izinkan saya berbagi dan bependapat, karena ini memang dilindungi hukum, bebas berpendapat. Pendapat ini saya tujukan kepada umum, untuk mengimbangi hebohnya publikasi MLM,
- MLM tidak mengajarkan sesungguhnya menjadi pengusaha sejati, namun menjadi selling sejati, tidak pernah diajarkan bagaimana membina SDM yag baik, mengatur cash flow, menghitung pajak dan gaji, mendaftarkan Patent, Hack Cipta, rahasia dagang. MLM sejatinya bukan 100% marketing? Yah marketing orientasinya kepada kepuasan pelanggan, selling kepada volume penjualan dan jaringan. Kalau ada yang tidak puas pada produknya, tidak jelas arahnya kemana? Namun jika puas arahnya sangat jelas yaitu ke hadiah2 dan komisi2. Sedang perusahaan sebenernya marketing sendiri sudah masuk kepada lini produksi, tidak puas, maka bisa menjadikan manajemen produksi berubah, tidak puas bisa memacu inovasi layanan
- Sebenernya tidak ada jaminan sukses di MLM, dan MLM sendiri pantang memberikan grafik perkembangan membernya berapa persen yang sukses dan yang tidak sukses, namun yang terus dipublish adalah yg sukses dan sudah mendapatkan hadiah-hadiah
- Setiap upaya sukses di MLM akan menemui saturasi, dan kondisi ini pula yang membuat MLM Besar di tahun 2004-2009 cukup besar sekarang surut.
- Sudah ada upaya jegal menjegal downline dari sesama brand MLM dan sesama produk dengan brand MLM yang berbeda namun sejenis, mutasi ini cukup menjadi undercover di dunia MLM
- Dahuku kala meninggalkam MLM yang cukup sukses dengan alasan saya ingin yang bisa membekali diri bagaimana mendaftarkan merek untuk HAKI, mengajarkan strategi keuangan, mengajarkan pengelolaan SDM dan Pajaknya, Mengajarkan produksi dan standar regulasi ….
- MLM bisa memberikan bonus besar karena dari produsen membebani MEMBERNYA sebagai tukang gudang, tukang distribusi, tukang presentasi, tukang rekrut, kasir sekaligus biaya telepon ke customer dll ditanggung membernya, sehingga kenapa komisinya bsia besar, karena profesi2 tadi sebagai tukang dan kasir dirangkap menjadi satu.
- Orang MLM sebenenrya menyembunyikan sesuatu, secara rata-rata/sebagian, mereka menunjukkan BONUS BESAR kepada calon downline agar tertarik, juga mungkin kepada downline tetapi sejatinya di dalam bonus itu tidak pernah disebutkan biaya komunikasi, biaya bensin, biaya simpan gudang mini, biaya makan2 dll, kalau orang ekonomi pasti mengerti lah, bedangya keuntungan bersih dan pendapatan kotor, yg dtunjukan itu semua adalah pendapatan kotor. Bonus 1 juta pd bulan ini namun biaya komunikasi, telepon, makan dan waktunya itu bisa lebih dari itu. Jujur saja lah. kebanyakan orang MLM tidak mau membuka itu semua.
Memang membaca ini bagi pelaku MLM akan terasa seperti sebuah desakan, mungkin tamparan atau desakan dan memancing kemarahan Anda, mungkin geram, bahkan mau ngajak debat? Sama, dahulu saya juga marah kalau ada yang meragukan usaha di MLM saya, bahkan mau saya tantang debat 4 mata, tapi itu dulu sekarang sudah terbukti badai saturasi itu ada lebih baik memperjuangkan MEREK USAHA SENDIRI..dan memang MLM besar2 itu sudah tenggelam..kalau ada yg mengatakan ada MLM dengan sistem lebih baru, lebih bagus itu hanya cara orang MLM dari model lama agar bisa eksis di MLM model baru dan terkesan lebih menarik dan iming2 harapan baru, dan mereka tetap menjadi kutu loncat, sehingga memang yang saat ini masih semangat2 nya di MLM, saya mohon maaf atas tulisan ini, jangan emosi ,kita pernah sama-sama senasib, bedanya saya ditahun 2003/2004-2007 an, beda tahun.. dan saya pun melihat milyader dari sebuah MLM sekarang main di jasa kontruksi dan jasa properti karena memang binsis riil yang mendidik menjadi owner akan lebih merubah bangsa ini sebeneranya.Saking insyafnya, mobil BMW nya dijual diberikan untuk kepentingan sosial dan sedekah
Mohon maaf atas tulisan ini, yah sekedar catatan kecil pribadi tentang MLM, dalam kenangan yang akhirnya sudah lama ditinggalkan, selain dari sisi kajian Islam ternyata mengandung ghoror, itu kenapa di Arab Saudi tidak diizinkan usaha berbau MLM termasuk di Yordania, satu2nya MLM yg akhirnya dibubarkan oleh Negara.Saya bersyukur menjalani usaha keluarga, menjadikan saudara2 bisa tetap menjalani usaha ini, mereka2 saudara yg mengelola, me-manaje bisa eksis walau merintis dari NOL, tapi itu tetap bangga, memberikan peluang bagi adik2 saya, sekarang bisa mengembangakan cabang hingga 11 kota, hanya berkat Allah semuanya ini. Dan ada satu catatan, bahwa para MANTAN UP LINE saya sekarang setelah ada badai saturasi MLM, mereka bingung mau usaha apa, beruntung saya PERGI lebih cepat dari MLM itu, sekedar MENJALANKAN PEPATAH ORANG CHINA, “lebih baik mundur beberapa langkah, untuk ancang2 melompat lebih jauh dan lebih cepat”
Pengalaman yang sangat berguna mas..terimakasih sudah berbagi…
Terimakasih atas sharing nya pak,..kebetulan selama ini saya menggeluti dunia MLM,..mencoba untuk direnungkan sejenak
udah ga usah ikut.
aku dulu bonus 2 juta tapi biaya kirim2 katalog gratis, ngasih hadiah ke downline, biaya transpot sana sini demi cari member, bayar internet, pulsa dll bisa habis 3 jutaan. kalau yg bonusnya udah 20 juta, biayanya lebih mahal kali
Iya…beberapa teman saya yg ikut mlm agak memaksa ketika jualan… Dan mengganggap orang udik klo nggak mau ikut mlm… Apalagi mlm yg menyangkut masalah ibadah… Jika nggak mau ikut dianggep bukan orang yg punya iman
klo sy ikut bbrp mlm tp gk ada yg jalan, lbh baik buat usaha yg riil, yg bs menggerakkan sektor riil, nyerap tenaga kerja, jgn mau hy dijadikan pasar produk luar, bisnis tdk hanya cari uang..