Dalam beberapa puluh seminar/workshop yang pernah saya isi, mungkin sering mendengar  saran saya : jika modal minimalis masuklah dahulu pada usaha dengan segmentasi anak2 dan targetnya adalah anak sekolah.. karena anak sekolah berhubungan mulut ke mulut yang kuat, dan secara personal anak2 tidak terlalu menggubris atribut makanan baik standarisasinya, Logo Halal MUI, Jaminan Mutu dll.

Anak ketika berada di sekolah akan berbeda dengan ketika Anak sedang di rumah lengkap dengan orangtua dan saudaranya. Artinya keputusan pembelian akan berbeda banget, ketika di sekolah saran dari teman, ajakan teman cukup untuk menarik minat, tanpa kontrol yang ketat seperti ketika sedang berada di samping orangtuanya.

Kemudian dari sanalah bagaimana kita bisa mengemas kemasan khusus ANak2, kan beda dengan orang dewasa, kalau anak2 kadang ada gambar UPIN IPIN, ada Gambar TOko kartun sudah sangat tertarik, terlepas kualitas di dalamnya.

Ini bukti bahwa segmentasi mempengaruhi kemasan, sama2 jual kacang, ketika untuk orang dewasa dan anak2 bisa berbeda kemasan dan atribut di kemasan. Inilah penekanannya, bahwa dalam mengeluarkan produk dan kemasan, jika kita tidak melibatkan pola segmentasi kita, semua berdasarlan alamiah saja, ini tidak masalah, namun jika ingin modal cepat berputar maka adaptasikan kemasan produk Anda berdasarkan segmentasinya.


Terutama ini untuk UKM yang fokus kepada produk lokal.

  • Kenapa kecap sachet lebih cocok di jual di perkampungan yg mayoritas adalah buruh  bangunan/kuli pasa? karena mereka gajian kadang per hari, per minggu, sehingga perilaku membeli kecap cenderun sachet daripada botol besar, jika untuk konsumsi keluarga,
  • Begitu juga ketika untuk segmen mahasiswa terutama target mahasiswa pria yg tinggal di Kos, sampo yang sachet lebih cocok/tinggi penjualannya daripada yang botol besar

Nah jika saat ini Anda kesulitasn dalam penjualan, macet dalam penjualan, cobalah sejenak apakah itu berhubungan dengan POLA DAYA BELI masyarakat setempat, karakter dari segmen? Akan tidak pas jika membidik segmen orangtua lansia, dengan kemasan yang hurufnya kecil2 dan sangat rumit, karena daya baca orangtua sudah menurun.