Memulai usaha itu bagian dari yang kadang dianggap paling rumit, walau setelah menjalankannya serasa tinggal meneruskan, untuk mengembangkan yang butuh kreatifitas.
Begitu juga ketika Anda masih mahaiswa, atau baru lulus, maka kadang kita bisa melihat kondisi bisnis pada posisi normatif, semua serba ideal, seba indah, seakan pembeli datang sendiri, keuntungan tinggal menghitung, marketing tinggal setting, jika ada masalah maka terus berkata
– Harusnya manajemen di perbaiki
– Harusnya ada hitam di atas putih
– Harusnya ada perencanaan yang terukur
– Harusnya cash flow terukur setiap saat
– Harusnya SDM nya di gaji tinggi agar loyal
Nah itu biasanya menjangkiti ketika seseoarang belum benar2 memasuki ranah usaha “milik sendiri” sehingga selalu melihat dari kacamata ideal.
Sehingga mulailah dari sekarang untuk mengasah naluri bahwa ada “kenyataan, kekawatiran, benturan kepentingan, pehamaman yg beda, benda yg sama dilihat dari perpektif yang berbeda, keaneka ragaman keinginan pelanggan”
- Semua ini akan mengasah naluri kita
- Semua ini menjadikan kita menguasai solusi “nyata” bukan hanya dari imajiner semata
- Semua ini menjadikan mental kita semakin tangguh
Sungguh tidak ada yang sia-sia dari apa yang diciptakan Tuhan, kecuali kita yang menyia-nyiakan secar tidak sadar, termasuk naluri bisnis Anda, harus diasah, dari usaha “milik sendiri”, baru tahu di mana hambatan nyata, bukan hanya dari buku semata yg sifatnya rangkuman, resume, copy paste, ambil tema yang sedang trend semata, dll
Asah naluri dengan mencobanya, meskipun profesinya masih beragam.. termasuk masih mahasiswa pun…. Dengan memulai usaha Anda akan memahami semua itu beda dengan bayangan kita, sehingga naluri kita yang akan banyak bicara, tidak hanya imajinasi di otak kita.