Memang sudah zamannya sekarang ini, kita memiliki mindset dari pendekatan marketing, kalau zaman dulu orang mau memulai usaha selalu berpikir PRODUK dulu jadi baru memikirkan pemasaran. Zaman dahulu yang penting produk hebat pemasaran bisa asal2 an


Namun sekarang persaingan begitu kuat, duplikasi begitu cepat, posisi penjual dan pembeli bisa bergeser cepat, hari ini dia pembeli ku besok bisa jadi pedagang yang menyaingiku, jadinya saling bersaing dalam waktu sehari karena kemudahan mendapatkan produk dan menjadi agen, reseller.
 
Nah, mungkin ada dari kita yang masih mahasiswa, ada yg karyawan, atau yg pencari kerja, ada yang ibu rumah tangga, ada yg mau migrasi dari karyawan ke pengusaha ada yang mau nyambi dll
 
Nah  semua itu tergantung kita, tidak ada kepastian nasib mana yg paling baik diantara yg ada di atas, selama kita masih sebagai manusia, yang ada hanya berusaha dan Allah yg tentukan dan Maha Mengetahui.
 
Kalau kita mengenal marketing secara baik, yg tidak saja mengerti arti segmentasi, targeting, positioning, branding dll namun juga mengerti semua itu seperti jaring  laba2 dalam penerapannya, maka kita akan mengetahui bahwa posisi pertama saat ini dalam strategi marketing adalah segmentasi.
  1. Produk dari kuliner apa yang sedang dibutuhkan di segmen wanita dll
  2. Produk dari kuliner apa yang disenangai anak?
  3. Produk dari kuliner apa yang sedang diharapkan ada oleh multi segmen?
Nah itu semua memulai usaha dari pendekatan marketing, namun ada yang dimulai dari pendekatan produk, yang itu sudah mulai ditinggalkan
  1. Saya mau bikin produk kuliner xxxx, pokoke buat dan pemasaran nanti saja lah
  2. Saya mau bikin usaha properti, pokoke buat dulu rumah, soal laku tidaknya nanti saja
  3. dll dll
 

Mulailah usaha dari pendekatan marketing, seperti apa yg dilakukan beberapa usaha kuliner indonesia seperti garudafood, seperti wing (mie sedap top coffee), seperti HP, seperti mobil dll, yang sangat teliti dalam konsep pemasaran sebelum mobil itu didesain dan diproduksi.

 

“Pak Ipan, saya mau bikin usaha kaos, saya bisa sablon dengan cepat dan hasil hebat”

BIasanya akan saya jawab

“Kekuatan usaha kaos juga ada pada makna desain, moral desain, pesan desain, yang dari desain itulah memancing rasa emosional pemakainya, dengan memakai kaos itu pemakai merasa lebih Percaya diri, lebih prestisius, lebih religius, lebih modern, lebih terlihat pinter/pandai dll’

Itu kenapa di Yogya dulu kaos tulisan KKN UGM walau cukup sederhana tapi sangat membanggakan yg memakai, itu kenapa ada orang memakai kaos tulisan SINGAPORE begitu bangga karena ini sebagai bukti pernah ke singapore, itu kenapa orang begitu semangat make kaos berisikan konten dakwah.

Yah soal usaha kaos tidak saja bagaimana mendesain, menyablon, tetapi dari sisi marketing, dengan kaos itu, pemakai BISA DIANGGAP APA SAJA? Sehingga sebelum diproduksi, tentukan dulu apa kata2 dalam desain, apa pendekatan emosional dalam desainnya? Sehingga setelah produksi tepat kepada segmen dan target yg dituju.