Ada pertanyaan dalam sebuah seminar bisnis, “Mas Ipan, kenapa perusahaan besar sering mengadakan lomba kisah indah menggunakan produk, atau cerita kesan manis menggunakan produk tertentu di media online?” tanya peserta menanggap i banyaknya model periklanan di media masa yg sekarang banyak melibatkan pengguna memberikan ‘suaranya’.
Yah ini lah, biasanya ini dilakukan perusahaan tertentu jika merasa sudah ada ikatan emosional yag memudar, meski itu pelanggan tetap yang setia begitu lama, tapi kadang kurang emosional, hanya sekedar eksis membeli. Atau pada kondisi anggaran iklan naik, namun penjualan stagnan. Sehingga perlu kreatifitas dalam iklan berikutnya, toh model seperti ini tidak harus yang mahir markting, artinya pemula pun tidak masalah untuk menggunakan model ini, namun memang ketepatan materi, pesan dan ajakan partisipasnya pelanggan harus tepat.
Beberapa hal yang sering dilakukan untuk lebih menjadikan pelanggan serasa DILIBATKAN
- hatinya
- pendapatnya
- ingatannya
- pikirannya
- alur ceritanya
- bagian kehidupannya
dll semua itu menjadi bagian sentuhan emosi pelanggan.
Maka, sebaiknya jika diadakan model seperti itu, cukup hati2 menyusun kriteria, dipermudah di satu sisi, diperketat di sisi lain, misal melonggarkan cara berpartisipasi, cukup dengan media yang mudah digunakan, namun diperketat untuk filternyam atau target pengisinbtam agar orang yang merasa kurang CERDAS, merasa kuraung percaya diri tetap bisa memberikan apresiasi, dan keberanian untuk melampiaksn emosinya terhapap sebuah brand.
Sehingga bukan sekedar lomba menulis, bukan sekedar ekpresi, namun yang penting bahwa pelanggan akan tetap mendekap bayang2 positif akan merek kita di hati dan pikirannya, dan berharap perusahaan mendengarkan ekpresi ini, dengan baik, dan syukur ada reward. Kan ada media foto, social media, video singkat, unkapan, cerita mini, dan lain-lain, menghindari model debat, adu kekuatan sesama pelanggan.
Mau UKM atau perusahaan besar, tetap bisa melakukan ini.