Hakikat pengusaha pada akhirnya untuk mendapatkan penghasilan dan kesejahteraan. Sehingga dari dasar itu maka oerientasi untuk mendapatkan laba lebih kepada bagamana secara cepat ada transaksi dan keuntungan.  Sehingga tidak ada kewajiban bahwa membangun usaha harus mempunyai produk sendiri dan layanan sendiri secara mandiri.

Kaum Tionghoa Indonesia masuk ke Indonesia sebelum kita ini dilahirkan, tidak semua dari mereka besar bukan atas produk sendiri pada awalnya, tetapi menjadi bagian dari sisi penjualan akhir ke masyarakat luas dari produsen di negeri China dan Malaysia, mulai dari jual sepeda, elektronik, pertanian, alat-alat, perlengkapan dll. Setelah mampu memahami bagaimana harus mendekati pasar, memuaskan pelanggan mereka menentukan bangunan usaha sendiri, mendirikan pabrik sendiri.

Korea dan Taiwan awalnya bukan pusat pembuatan produk, tetapi ke duplikasi, sintetis dan spare part dari produk inti dari Jepang, Setelah memahami manajemen produksi, manajemen pasar, manajemen marketing mereka memperkuat diri menjadi negara Industri yang kuat. Namun modal dananya didapat dari produk negara lain atau teknologi negara lain, temuan negara lain, inovasi negara lain. Modal dalam hal ini bisa berbentuk dana, pengetahuan, manajerial skill, SDM yang kuat dan jaringan informasi dan teknologi.

Pengusaha tidak harus pusing bikin produk sendiri

Dari email-email rekan-rekan yang masuk dan dari beberapa diskusi, banyak sekali kegagalan diawali dari membuat langsung sebuah produk dengan modal alat besar, atau membikin usaha dengan kenekatan dalam meminjam modal bank untuk membuat usaha baru.

Kalo ada yang bilang bahwa memulai usaha mulai dari nol,makna sebenanya adalah memulai  usaha tanpa harus pinjam ke bank. Karena kalo meminjam modal puluhan juta dari bank sebenernya istilahnya bukan memulai usaha dari nol tetapi memulai dari minus-minus, karena modal yang kita  pegang adalah pinjaman yang harus dikembalikan, jika tidak mampu maka rumah, mobil bisa lenyap. Ini makna memulai usaha dari titik minus.

Sekedar ulasan Blog  Ipan Pranashakti : Ubahlan mindset anda, jika modal anda terbatas maka mulailah menjual produk orang lain, gunakan itu sebagai media belajar sehingga tidak perlu membayar kuliah bisnis tetapi menjadikan produk orang lain sebagai alat belajar,

  1. Memahami metode pembayaran
  2. Memahami kemasan/packing/labeling
  3. Memahami perijinan usaha dan produknya
  4. Memahami marketing dan unsurnya yaitu selling
  5. Menguasai personal selling dari produk orang lain
  6. Menguasau karakter pasar di kota anda

Dengan menjadi agen, reseller dari produk orang lain pun anda sudah menjadi pengusaha, jika rugi mungkin kerugian awalnya tidak pada modal membuat pabrik, mengurus perizinan produk, membangun gedung dan mesin. Ini upaya meminimalisir kerugian di awal.

Besarnya dan cepatnya kerugian di awal menjadikan motivasi anda akan berubah dengan 2 cara  yaitu takut menjadi pengusaha atau justru merasa mendapatkan pelajaran. Itu kembali masing-masing dari aspek psikologis masing-masing dan lingkungan sekitar kita. Lingkungan juga menentukan karena aspek Gengsi/Malu muncul karena adanya lingkungan, sehingga kalo ada kalimat jaga gengsi tentu arahnya ke lingkungan tetangga/saudara/teman/relasi.

Berapa biaya kuliah? 10 juta, ambilah pola pikir jika kerugian awal sebesar 10 juta sebagai bentuk kuliah bisnis dalam bentuk lain.

Dahulu kala dalam mengawali usaha, saya pernah tiba-tiba rugi sekian juta dalam sebuah event namun saya mendapatkan pelajaran berarti, saya anggap sebagai kuliah bisnis S6 (bukan S1, S2 atau S3 lagi) karena mendapatkan 6 pelajaran yang akhirnya menjadikan saya untung puluhan juta pada event/project lain, karena pelajaran ini dari kesalahan karakter SDM dan Kecepatan Promosi yg bisa cepat dikoreksi, dan itu juga bukan atas produk sendiri tetapi Produk pihak lain.

Kesimpulan dari Pojok Bisnis Ipan Pranashakti kali ini :

  1. Menjadilah pengusaha yang tidak wajib dengan membangun produk/pabrik sendiri
  2. Manfaatkan produk pihak lain untuk menjadikan anda menambah tabungan anda yang suatu saat menjadi modal
  3. Modal intagible yang berupa keahlian mengelola SDM, keahlian komunikasi, keahlian bidang marketing maka semua itu akan  membuat dorongan kesuksesan anda semakin cepat jika anda sudah matang dan memutuskan untuk membuat produk sendiri dan anda bisa fokus mennjalan kan usaha. Beda jika dengan pinjaman puluhan juta dari Bank yang berupa Modal tangible, selain anda harus fokus menjalankan usaha juga fokus mengatur cicilan bank resiko-resikonya, juga modal tangible mudah sirna beda dengan modal intangible yang melekat dalam diri orang per orang, baik Pengacara, Desainer, Perancang Busana dll
  4. Banyak yang menawarkan menjadi agen/reseller di milis ini. Orang kreatif walau anda masih muda, maka cirinya jika setiap ada penawaran menjadi agen dan reseller tidak dilewatkan beggitu saja tetapi dipelajari peluangnya. dipelajar peluangnya bukan atas dasar Insting anda saja tetapi bagaimana produk itu dibutuhkan pasar, produk itu di serap pasar, bagaiaman harganya masuk dalam ukuran ekompni di kota anda.

Sukses selalu, tetap semangat . Jadilah manusia kreatif.