Toko online menjadi pembicaraan di mana-mana, walau sebenarnya era-nya telah berlalu. Kegagalan di banyak pihak telah muncul dari toko online ini, tetapi yang sukses pun cukup banyak. Di berbagai media menulis tentang toko online, dan banyak yang membahas tentang bagaimana toko online yang baik. Akhirnya muncul beragama jawaban, ada dari layanan, ada dari harga, ada yang menjawab dari produknya dan lain-lain.

Namun, sebenernya toko online haruslah dipetakan dari sudut pandang klasifikasi dan bentuk nya dahulu, karena tidak bisa bahwa mengeneralisasi toko online hanya dari satu bentuk kemudian menentukan kekuatannnya.

Dalam beberapa bulan ini saya hampir tiap bulan dipercaya menjadi pemateri untuk bentuk bisnis online, kewirausahaan online, termasuk toko online, yang menarik adalah dari acara-acara workshop mulai UII, UGM, UAD , dll, ada kecenderungan bahwa toko online hanya sebatas memajang produk, harga dan cara pengiriman. Kalau seperti itu maka toko online hanya sebatas teknikal, artinya kemampuan faktor IT yang dipakai, padahal sungguhnya ada beberapa yang harus diperhatikan, antara lain bentuk-bentuk kekuatan toko online non teknikal seperti aspek bisnis, manajemen usaha, dll contohnya sebagai berikut:

Kekuatan toko online dalam bidang penjualan barang fisik elektonik

Kekuatan dari toko online untuk penjualan barang keras atau fisik misal alat elektronik, hp dll maka penekanan informasi kepada pelanggan menjadi penting antara lain :

  1. Lengkapnya dan otomatisnya Web toko online dalam menghitung berat masing-masing barang sekaligus memperkirakan total biaya pengiriman barang secara akumulatif dari pesanan. KEnapa ini penting, karena beli HP dan Alat elektronik mungkin bisa tidak harus secara online, disetiap wilayah mungkin ada, sehingga biaya pengiriman akan masuk dalam benak konsumen dengan perhitungannya apakah ini sebagai penentu keputusan
  • Apakah biaya pengiriman lebih mahal dari barang 2. Apakah resiko barang tidak sampai menjadi ancaman bagi pelanggan kehilangan uangnya
  • Aspek perhitungan dari resiko waktu, karena toko online mungkin menyerahkan kepada pihak ketiga misal TIKI, POS Indonesia, sehingga aspek kepastian terletak bukan pada toko online tetapi lebih kepada pihak ketiga
  • Lengkapnya informasi proses penggaransian barang dari barang bersifat elektrolis, karena dengan toko online maka jalur-jalur complain barang rusak menjadi lebih berkelok-kelok daripada jalur yang digunakan jika sesorang membeli HP di Graha Nokia di kotanya. Sehingga jaminan dari aspek barang tidka saja garansi namun pemotongan alur tersebut dari sisi waktu, biaya dan proses penggantian/service/replace.
  • Tingginya biaya pengiriman baik tahap pertama saat dikirim dan tahap berikutnya saat rusak, menjadi momok bagi masyarakat terjun di pembelian toko online, sehingga perlu ada satu mekanisme yang bagus, baik mulai membangun informasi misal informasi service center di masing-masing kota untuk tiap barang yang dijual. Lampirkan lah dalam setip proses pembelian.
  • Harga persaingan secara fair, bahwa lebih murah belum tentu lebih disukai. Harga ini berkorelasi dengan “siapa” yang menjual. Misal Graha Nokia lewat unit lain DIvisi Toko Online NOkia, maka jika lebih mahal 25ribu per handphone dari toko onlinr counter amatir, maka belum tentu Graha Nookia akan ditinggalkan, karena aspek “siapa” yang menjual menjadi penting berbanding dengan harga. Sehingga bangunlah relasi yang kuat baik dikomunitas, di acara ghatering komunitas tertentu misal Ikatan Pecinta HARLEY untuk toko online asesoris Harley dll. Artinya kedekatan dengan pelanggan dibangun secara relationship, sehingga diharapkan kepercayaan akan tumbuh dari aspek bisnis kepercayaan relationship.

Sedikit tentang toko online diatas tadi akan saya sambung secara rally sampai seminggu kedepan, sehingga jangan lupa untuk melakukan subscribe email di web ipan.web.id agar setiap adatulisan baru maka akan dikhabari lewat email.