Peluang usaha seakan ada di mana-mana,  dan memulai bisnis tidak perlu ini itu? Kalimat retorik yang hanya untuk membuat persepsi memulai bisnis itu seakan mudah, inilah yang turut menyumbang adanya mental masyarakat  yang berpiki, sekolah hanya untuk mengejar gelar. Ada beberapa istilah yang saya pribadi sebenarnya cukup risih mendengarnya, karena istilah ini seakan terlalu mengabaikan rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang diberikannya, sehingg menghilangkan pemberian NYA.

Sukses Bisnis tanpa modal (benarikah?)
Tuhan memberikan modal ke kita mungkin tidak dalam bentuk uang, tetapi skill komunikasi, negosiasi, perencanaan +eksekusi, seni, dan lainnya. Sehingga ketika ada yang mengatakan bisnis tanpa modal, seakan pemberian Tuhan itu tidak dianggap ada (skill). Modal dalam bisnis bisa dalam 2 bentuk : Pertama, Modal intagible, yaitu modal yang tidak berwujud pandangan mata, yah misal skill leadership, skill manajerial, skill komunikasi, skill perencanaan, skill mudah bergaul + mudah cair di lingkungan. Kedua, Modal tangible, misal uang, gedung, komputer, laptop, sebuah pulpen dan buku, dan lain sebagainya.

Marilah kita syukuri nikmat pemberian Tuhan jangan takabur dan sombong seakan kita sangat hebat hingga mengabain pemberiannya, dengan mengatakan “bisnis bisa tanpa modal” jika pun bisa meminjam modal uang orang lain, modal produk orang lain tetap saja butuh modal keberanian dan kepercayaaan dan semua itu juga pemberian Tuhan.

“Loh saya ini kan dipinjami kakak saya, produk disuppy teman sendiri”

di atas walau tidak menunjukkan modal uang, tetapi tetap saja, sebenernya kan tetap harus mengembalika pinjaman, bedanya adalah “kapan” modal itu diakui.

“Loh saya ini didanai teman saya, produk dari tetangga”

Tetap saja semua di atas butuh modal, yaitu modal kepercayaan dan mungkin setidaknya beli materai Rp. 6000″ untuk membuat surat perjanjian atau hanya surat bukti penerimaan dana bermeterai.

Termasuk ide-ide cemerlang itu juga modal loh? beruntung Tuhan memberikan ide tersebut. Kenapa tidak diakui pemberian itu?

Sukses Bisnis tanpa uang  (benarikah?)

Nilai uang itu dimulai dari nilai terkecil mungkin ketika tahun 2011 ini saya anggap nilai terkecil dari koin uang yang ada Rp.50, walau sebaiknya anggapannya uang itu bernilai dari Rp.1 hingga tak terbatas.  Jika ada yang mengatakan sukses bisnis tanpa uang, saya tetap saja tidak percaya, karena ketika kita berjalan membutuhkan energi dari makanan, makanan di beli dengan uang, tidak saja bahan makananan, masak dengan gas dan kompor itu ada nilai uangnya.  Ada yang jadi makelar online, yang mengatakan tanpa uang padahal dia setidaknya modal SMS atau setidaknya  modal bensin bertemua sana sini, atau setidaknya make internet, walau dari WIFI dan Laptop pinjaman, tapi tetap ada modal uang ketika mau SMS, BIaya parkir, bensin dll

Tidak ada yang pure 100% bisnis tanpa uang, karena apa yang diberikan Tuhan dalam manusia itu uang yang sudah berwujud benda, dan harusnya tidak bisa takabur bahwa wujud benda saat ini asalnya dari transaksi sebelumnya yang jelas ada nilai uang disana. Memaknai uang ini cukup komplek, karena kita usaha tanpa uang tetapi ketika mengambil dana ke bank lalu bayar parkir rp. 500 itu sudah memakai uang. Walau semua usaha dimodali orang lain, produk orang lain, tetap saja ada pengorbanan uang dari kita walau kecil.

Sehingga marilah berpikir secara jernih, jangan hilangkan nilai uang itu sendiri, walau sudah berganti berwujud pulsa, agar kita tidak sombong atas bisnis kita, seakan tidak mengakui keberadaan uang, walau bernilai kecil.  Walau modal dari sana sini yang semua dari luar kita,  tetap saja setidaknya ada pegangan uang jaga-jaga walau hanya Rp. 500 untuk parkir atau beli kertas nota. Sebaiknya dikatakan modal minimalis, atau uang minimalis atau.

 

Sukses Bisnis modal dengkul  (benarikah?)
Ini juga sering muncul Peluang usaha modal dengkul, lah kita ini sudah diberikan Tuhan ada otak, mata, bibir, hati, kaki, masak ketika memulai usaha hanya bermodal dengkul, lalu selama ini telapak kaki, mata, mulut apakah dianggap tidak ada, semua itu pemberian Tuhan ketika tidak kita syukuri keberadaaaanya, kenapa justru menghilangkannya.  Kalau pun itu istilah, tetapi itu istilah yang tidak mendidik, sekalian saja memulai bisnis tanpa nafas, karena ketika berniat bisnis sedang tahan nafas, tapi tetap saja berikutnya kita gunajan nafas kita, semua itu datangnya adalah anugrah, jangan dianggap tidak ada… jika benar hanya dengkul yang berjalan kesana kemari malah bikin orang pada kabur, kenapa dengkul bisa jalan sendiri, dengkul bisa ngomong.

Semua ini tidak bermaksud apa-apa, agar kita tetap memiliki rasa syukur karena punya  hati, pikiran, lisan dan ungkapan walau dalam tulisan.

Sukses Bisnis modal nekat  (benarikah?)

Terlalu sombong jika mengatakan dirinya sukses bisnis modal nekat, karena kenekatan itu hanya bagian dari terkecil dari hidup kita bagian terkecil dari proses bisnis yang panjang. Modal nekat dalam hal ini tetap saja dibarengi modal pemikiran dan analisa, atau diplomasi, atau skill marketing dan lain sebagainya. Sebenernya sukses bisnis nya karena diberikan TUhan sebuah skill analisa, skill komunikasi,  sehingga kalau ada yang mengatakan sukses bisnis modal nekat, saya takut generasinya kita nanti terpola dengan pola pikir ini, nekat make lahan orang lain, nekat make janji kosong, nekat memakai modal orang sekaligus nekat alasannya jika tidak kembali modal orang lain itu.

Saya yakin dibalik modal “nekatnya” tetap menggunakan logika dalam alam pikiran dan modal keyakinan di hati, bahwa semua Tuhan yang mengatur, kalau seperti itu dimensi “hanya dengan modal nekat”  adalah ungkapan yang mengabaikan logika sebenenarnya dalam bisnis. Mungkin justru ada modal lain yang disembunyikan untuk tidak disebut, walau modal jaringan perteman saja, sehingga “nekat” nya ini tidak saat membangun bisnis, tetap nekat tidak memberitahukan kepada kita, nekat tidak transparan atas  modal lain,dan yang terparah adalah nekat tidak mengakui kemudahan yang diberikan Tuhan, dan mendewakan kepada “kenekatan” nya.

Semua ini saya tulis hanya karena ingin memberikan pemahaman ada pemberian Tuhan yang sebaiknya kita syukuri, tidak menghilangkannya dalam proses bisnis kita, karena memag kita diberikan akal  itu salah satunya untuk selalu berterimakasih atas pemberiannnya untuk digunakan dalam kehidupan kita nanti. Semua istilah “Memulai Usaha Modal dengkul, tanpa uang, tanpa modal dan modal nekat?” ada pada posisi istilah samar yang tidak bersifat riil, karena pemahaman kita terhadap siklus bisnis yang minim, sehingga terjebak pada ungkapan dan istilah.

Semoga generasi sekarang bisa lebih jernih dan mempersiapkan diri lebih matang…bahwa “modal minimalis” lebih cocok bagi pengganti istilah “tanpa modal, tanpa uang, modal dengkul, modal nekat”

(tulisan ini saya tujukan pada diri sendiri dan keluarga saya, jika dibaca banyak pihak, maka saya beryukur, tetapi ini murni agar generasi saya tidak terjebak pada mindset yang semu, takutnya nanti hasilnya juga semu. “Itulah saudara, anakku, keluargaku, pahami baik-baik yah, semoga sukses selalu!”