Pola pikir lama dalam membaca peluang bisnis adalah untuk membangun bisnis besar harus mahir di bidang produksi? Ya itu pola pikir lama dalam melihat peluang usaha. Dalam bisnis kekinian, untuk membangun kerajaan bisnis bisa fokus kepada kepimilikan merek sendiri. Di pasar, yang akan diingat oleh konsumen adalah merek. Itulah pentingnya merek. Sehingga merek memiliki kekuatan penting dalam bisnis. Bahkan, dulu saya masih ingat betul ada 3 produk obat dan suplemen untuk unggas, sebenarnya diproduksi oleh perusahaaan BBBB lalu label merek dilepas diganti merek CCCCC, kemudian dijual 2 kali lebih mahal. Apa yang terjadi? Sangat laku, dan dianggap yang lebih mahal tanda lebih bagus.
Masih ingat, di beberapa tahun lalu, mobil merek Daihatsu XENIA dan TOYOTA AVANSA, ada yang sama persis produknya? Tapi kenapa AVANSA diasumsikan lebih baik, dan tentu dijual lebih mahal dari XENIA?
Konsumen membayar lebih mahal untuk Toyota Avansa karena, dalam perjalanan bisnisnya, merek telah menciptakan persepsi kualitas, dan menumbuhkan kepercayaan. Produk Toyota pada puluhan tahun silam mampu melahirkan berbagai persepsi positif hingga sekarand, dan mempengaruhi persepsi masyarakat.
Merek Toyota berusaha memberikan nilai lebih, tidak sekedar produk tapi juga kualitas layanan dan jaminan keamanan, dengan garansi dan asuransi melekat paska penjualan.
MEREK BERNILAI MILYARAN
Masih ingat produk kecap merek Bango? Merek kecap Bango eksis sejak 1928. Kemudian dalam perkembangan diakusisi oleh PT Unilever. Begitu juga air minum merek ADES, diakuisisi oleh PT Coca Cola. PT Coca-Cola Indonesia sebagai produsen minuman ternama di pasar bisnis kelas dunia ini, membeli empat merek AMDK milik PT Ades Alfindo Putra Setia (AAPS) senilai US$19,9 juta. Empat merek itu adalah Ades, Desca, Desta, dan Vica. Air putih, air mineral adalah produk yang cenderung natural, alami tapi dalam hal kesan dan pesepsi merek, bisa bernilai tinggi.
Sehingga, meski manajemen berubah, pola produksi ada perbedaan, sistem juga ada pembaharuan, tapi kesan merek kecap Bango akan tetap dianggap sama dalam ingatan dan benak konsumen. Meski mungkin terjadi pergantian tempat produksi.
Kenapa perusahaan besar berani melakuak akuisisi, take over merek ternama hingga milyaran rupiah? karena merek itu juga memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap konsumen. Terkadang konsumen merasa terangkat derajat, intelektualitasnya, hanya karena membeli merek tertentu. Kesan dari merek juga menjadi bagian dari citra diri konsumen. Seseorang memakai membeli mobil Ferrari, seharga milyaran, tentu pemiliknya ikut terangkat persepsinya. Seseorang memakai jam Rolex seharga puluhan juga, maka terangkat pula kesan pemakainya.
Di mata konsumen banyak hal fanatik merek karena sudah mengenal dan mendengar cerita, meski belum tentu menggunakan semua produk dari merek tersebut.
Nah itulah merek
merek tersebut membangkitkan kenangan dan emosi yang terkait dengan kualitas. Ketika konsumen mempercayai suatu merek, itu membuat mereka setia, dan ketika mereka setia, mereka membeli lebih banyak.
Merek yang kuat adalah tentang nilai tinggi, keakraban, dan ketergantungan.
PRODUK SETELAH ADANYA MEREK
Kenapa merek duluan baru produk dilepas ke pasar? Nah ini perlu kita gali dari sisi hukum dahulu. Sejatinya untuk menggunakan merek bisnis di Indonesia, haruslah didaftarkan terlebih dahulu ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, Kemenkumham RI.
“Merek terdaftar mendapatkan pelindungan hukum dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan permohonan pelindungan merek, dan jangka waktu itu dapat diperpanjang,” ucap Plt. Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Razilu, pada Webinar IP Talks: Pentingnya Pendaftaran Merek Bagi Pelaku UMKM ini diselenggarakan dalam rangka program unggulan ‘DJKI Aktif Belajar dan Mengajar’ yang diikuti oleh 1086 peserta melalui Zoom maupun YouTube pada Kamis, 17 Februari 2022.
Banyak yang ngomongin brand, brand building, sehingga kita bahas yuk logikanya, mohon maaf jika agak beda dengan buku..
Anda ingin membangun sebuah brand yang kuat dari produk orang lain atau pihak lain?
Maka logika awalnyanya adalah;
- Ambilah KOMODITI apapun itu, komoditi adalah yang tinggal diambil, dipanen, diserap, dipungut baik dari alam, kebun dll yang awalnya tidak bermerek. Misal Apel, Ketela, dll
- Setelahnya coba Anda bangun BRANDnya, buatlah, daftarkanlah, milikilah, dan dekaplah erat, itu aset Anda. Coba amati apa yg bisa di DIFFERENSIASIKAn dari nya.
- bangun service untuk memuluskan komoditi itu, untuk semkain dekat dengan konsumen dan memuluskannya
- Bangunlah kesan untuk setiap pengalaman dari menggunakan produk dan layanan Anda.
Itu Akan membuat Anda lebih mudah melogika bagaimana konstruksi berpikir praktis, tidak berbelit. Nah brandi itu menjadi sesuatu yang akan diingat konsumen terlebih dahulu dari pada produknya dahulu di masa mendatang, maksudnya brand adalah sesuatu identitas yang akan diingat dahulu sebelum detil produknya terlintas. Kadang produk berubah pun selama brand masih diingat baik dengan reputasi baik maka tidak terasa perubahan omzetnya.
Sehingga banyaknya komoditi di Indonesia masih perlu sentuhan branding, dan ini peluang, ada rekan yang memiliki usaha herbal, ambilan dari produsen 15ribu dijual 65ribu, itu hanya bermodal pendekatan pasar yang baik. Janagn bermalasan dengan komoditi di sekitar kita, itu peluang. Cek di media online, apakah ada kelangsungan usaha yang baik di media online, dan offline.
- Cek potensi sekitar kita
- Cek di pasar online dan offline
- Susun branding sistemnya
- Proteksi brandhnya
- Persepsi yang akan dilahirkan kan.
- Promosikan