Dalam membangun web bisnis dengan berbagai bentuk media online, maka perlu ditentukan bagaimana tujuan awal juga terhadap konsistensinya. Namun perusahaan seharusnya memikirkan 2 tujuan membangun media online, dari sekitar 8 tujuan yang ada di slide presentasi saya.
Tujuan Pertama Affective
Merupakan bentuk dari pengaruh, yang intinya aktifitas dalam media online tidak saja menceritakan secara global, atau berhenti dari uraian deskriptif, tetapi ada upaya mempengaruhi agar setelah membaca media online ini, sasaran pasar memiliki ingatan yang melekat dan persepsi yang membaik. Bisa saja dari awalnya yang tidak tertarik menjadi tertarik, dari awalnya yang berpikir negatif, menjadi simpatik.
Tujuan mempengaruhi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara di media online, mulai dari foto, audio dan video, yang terpenting adalah bahwa semua media itu tidak berdurasi panjang dan bertele-tele karena justru nanti kurang menarik minat..
Apa saja yang bisa dilakuan di media online dalam rangka upaya mempengaruhi. Pertama, testimoni dari maisng-masing segmen yang dituju, sehingga jangan sampai testimony isinya pelajar SMA semua, tetapi sesuaiakan dari segmen yang dituju. Misal mau bidik pasar Malaysia tentu susun testimony dari pelanggan Malaysia. Kedua ,adalah foto yang menggambarkan kualitas proses dan layanan misalkan dari produsen Herbal, maka foto jangan saja berisi dari sisi produk, tetapi juga dari sisi proses, misal penyimpanan yang bersih, pengemasan yang rapi, alat yang higienis, karena saat ini memang terlihat beberapa media fokus kepada faktor produk saja, atau harga, diskon yang itu akan menjadi hal biasa, dan bukan daya saing lagi, hanya stimulasi sesaat.
Pengaruh dalam media online yang cukup baik di serap adalah jika berbentuk edukasi, artikel yang mudah dibaca, ringkas dan mungkin bisa didownload, dengan logo usaha di atas bawahnya.
Mempengaruhi dalam konteks jasa, maka bisa disuguhkan portofolio, yang bisa menggambarkan betapa jasa dan hasil yang ditawarkan adalah berkualitas.
Mempengaruhi sebenernya ada 2 kepentingan, pertama kepada end user, kedua kepada channel, misal agen, reseller, karena memang media online ini begitu cepat di serap channel yang mungkin terbagi di berbagi wilayah, jikalau harus dijangkau dengan surat berperangko akan menempuh cukup lama, dan pesaing bisa bergerak lebih cepat.
Mempengaruhi dalam media online ini tidak saja dari produsen ke konsumen, tetpai juag bisa digerakkan untuk sesame channel/agen atau sesama end user/pemakai, sehingga kedepannya perlu ada sebuah komunitas online pelanggan, agar aktifitas saling mempengaruhi bisa berjalan 24 jam tanpa didekte, hanya memperlakukan moderator.
Tujuan Kedua, Kognitif
Tujuan kognitif ini bisa menjadi alat penggerak bagi perbaikan kinerja media online, karena pada dasarnya kognitif di sisi dimaknai tanggapan, sejauh mana memberikan ruang-ruang tanggapan agar jika terjadi ketidakpuasan oleh pelanggan tidak disampaikan ke forum terbuka, atau ke media online lainnya yang ramai aktifitasnya. Kenapa? Karena jika media tanggapan ini tidak dibangun secara bagus di media online maka komplain liar bisa beredar dengan cepat dan permanen ke semua arah dimana masyrakat aktif membacanya, artinya ketidakpuasan ditulis di media online, misal blog, maka selama itu tidak dihapus maka akan melekat lama sekali, sehingga ketika ketidakpuasan sudah diperbaiki dan disempurnakan maka keluhan diblog itu bisa saja tetap ada.
Tanggapan dalam media online ini bisa bersifat nyata misalnya dengan email, private messange ke social media, SMS atau bisa juga bersifat tidak nyata artinya bisa dibuat dengan formulir online, yang bisa langsung diisi tanpa harus memaukkan identitas lengkap dan aslinya, ini karena memang budaya Indonesia secara umum, masih kurang berani memberikan komplain terbuka dengan nama dan alamat jelas, kebanyakan lebih nyaman dengan nama alias dan nama samaran.
Demikian dari saya, sukses untuk semua.
Tujuan Pertama Affective
Merupakan bentuk dari pengaruh, yang intinya aktifitas dalam media online tidak saja menceritakan secara global, atau berhenti dari uraian deskriptif, tetapi ada upaya mempengaruhi agar setelah membaca media online ini, sasaran pasar memiliki ingatan yang melekat dan persepsi yang membaik. Bisa saja dari awalnya yang tidak tertarik menjadi tertarik, dari awalnya yang berpikir negatif, menjadi simpatik.
Tujuan mempengaruhi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara di media online, mulai dari foto, audio dan video, yang terpenting adalah bahwa semua media itu tidak berdurasi panjang dan bertele-tele karena justru nanti kurang menarik minat..
Apa saja yang bisa dilakuan di media online dalam rangka upaya mempengaruhi. Pertama, testimoni dari maisng-masing segmen yang dituju, sehingga jangan sampai testimony isinya pelajar SMA semua, tetapi sesuaiakan dari segmen yang dituju. Misal mau bidik pasar Malaysia tentu susun testimony dari pelanggan Malaysia. Kedua ,adalah foto yang menggambarkan kualitas proses dan layanan misalkan dari produsen Herbal, maka foto jangan saja berisi dari sisi produk, tetapi juga dari sisi proses, misal penyimpanan yang bersih, pengemasan yang rapi, alat yang higienis, karena saat ini memang terlihat beberapa media fokus kepada faktor produk saja, atau harga, diskon yang itu akan menjadi hal biasa, dan bukan daya saing lagi, hanya stimulasi sesaat.
Pengaruh dalam media online yang cukup baik di serap adalah jika berbentuk edukasi, artikel yang mudah dibaca, ringkas dan mungkin bisa didownload, dengan logo usaha di atas bawahnya.
Mempengaruhi dalam konteks jasa, maka bisa disuguhkan portofolio, yang bisa menggambarkan betapa jasa dan hasil yang ditawarkan adalah berkualitas.
Mempengaruhi sebenernya ada 2 kepentingan, pertama kepada end user, kedua kepada channel, misal agen, reseller, karena memang media online ini begitu cepat di serap channel yang mungkin terbagi di berbagi wilayah, jikalau harus dijangkau dengan surat berperangko akan menempuh cukup lama, dan pesaing bisa bergerak lebih cepat.
Mempengaruhi dalam media online ini tidak saja dari produsen ke konsumen, tetpai juag bisa digerakkan untuk sesame channel/agen atau sesama end user/pemakai, sehingga kedepannya perlu ada sebuah komunitas online pelanggan, agar aktifitas saling mempengaruhi bisa berjalan 24 jam tanpa didekte, hanya memperlakukan moderator.
Tujuan Kedua, Kognitif
Tujuan kognitif ini bisa menjadi alat penggerak bagi perbaikan kinerja media online, karena pada dasarnya kognitif di sisi dimaknai tanggapan, sejauh mana memberikan ruang-ruang tanggapan agar jika terjadi ketidakpuasan oleh pelanggan tidak disampaikan ke forum terbuka, atau ke media online lainnya yang ramai aktifitasnya. Kenapa? Karena jika media tanggapan ini tidak dibangun secara bagus di media online maka komplain liar bisa beredar dengan cepat dan permanen ke semua arah dimana masyrakat aktif membacanya, artinya ketidakpuasan ditulis di media online, misal blog, maka selama itu tidak dihapus maka akan melekat lama sekali, sehingga ketika ketidakpuasan sudah diperbaiki dan disempurnakan maka keluhan diblog itu bisa saja tetap ada.
Tanggapan dalam media online ini bisa bersifat nyata misalnya dengan email, private messange ke social media, SMS atau bisa juga bersifat tidak nyata artinya bisa dibuat dengan formulir online, yang bisa langsung diisi tanpa harus memaukkan identitas lengkap dan aslinya, ini karena memang budaya Indonesia secara umum, masih kurang berani memberikan komplain terbuka dengan nama dan alamat jelas, kebanyakan lebih nyaman dengan nama alias dan nama samaran.