Dalam fenomena lain di facebook, twitter mungkin kita melihat adanya account yang bodong atau kloningan dalam istilah forum sosial, dalam bahasa umumnya adalah account yang palsu, atau tidak jelas identitasnya atau sebagai sosok dimanipulasikan, misal namanya Aslinya “Karjo” di Facebook memalsukan diri menjadi “Roy Suryo Asli Tenan”, sehingga pemalsuan nama “Roy SUryo Asli Tenan” berdampak mendapatkan simpatik dari banyak member FB yang berjumlah besar karena ketenaran Roy Suryo sebelumnya. Itu sudah umum dan sulit memang untuk dicegah.
Tetapi kondisinya berbeda dengan Google Plus, walau belum lama diluncurkan tetapi embrio akan validitas account untuk perusahaan lebih unggul dari Facebook.
Beberapa hal yang bisa dikembangkan dalam Google Plus, antara lain :
- Google plus memberikan fitur penampilan tidak hanya follower dari perusahaan tetapi juga karyawan dan manajemen
- Keabsahaan account perusahaan dan jajaran SDMnya bisa diverifikasi
- Memberikan ketenangan dalam kepastian informasi dengan Spark, untuk info yang up to date berkenaan Brand
- Dapat dikolaborasikan dengan Google Map untuk informasi perusahaan dan cabang-cabangnya.
- Memberikan kesempatan resmi untuk mengirim penawaran kepada pelanggan secara resmi, dari salah satu SDM yang terdaftar resmi nama dan jabatannya.
Setidaknya google plus telah membangun sesuatu yang kredibel di media onlline, kembali kepada kita semua, bagaimana akan menggunakannya, setidaknya tidak liar seperti media sosial lain yang sulit di verifikasi keanggotaannya.