Perusahaan besar dan kecil seharusnya sudah memiliki aset yang bersifat digital, sehingga dalam rangka menuju kesana maka “keterlibatan dalam media sosial online” sudah layak menjadi bagian dari aset perusahaan.  Marketing Public Relation yang mengutamakan adanya interaksi yang positif terus menerus dari produsen ke konsumen memacu adanya kontak yang berkualitas dari perusahaan.

Sehingga media sosial online sangatlah pantas untuk  menunjang hal ini, karena media sosial memilik peran kuat dalam :

  • Media deliver informarsi yang soft dan short
  • Media intervensi positif terhadap perkembangan aktifitas digital masyarakat
  • Media distribusi lintas  bagian  –> lihat gambar di bawah

sosial media perusahaan bisnis


Segmentasi di era teknologi tidak lagi melulu soal umur, pengahasil dan  lain-lain. Namun dalam horisontal concept maka segmentasi menajdi sebua komunitas yang bisa permanent walaau keanggotaan komunitas nya tidak permanent.

  1. Komunitas akan menjadi semakin kuat interaksinya dengan adanya media sosial, nilai dari interaksi ini adalah frrekuensinya yang tinggi
  2. Era digital memacu adanya pengayaan konten yang awalnya lahir dari kelompok sekarang berubah muncul dari individu2, kecanggihan alat memacu individu berkreasi dengan konten2, misal foto, video, artikel, tips, pengalaman, keluhan, curahan hati = spontanitas. Dalam sosial media Google plus kesemuanya bisa ditampung dan difasilitasi dengan mudah.
  3. Web 2.0 paling utama adanya interaksi dari berbagai arah, adanya respon dari berbagai arah, sehingga media sosial menjadi shortcut adanya sinyal-sinyal interaksi itu.

Bagaiamana sebuah perusahaan masuk dan lebur dalam budaya di sosial media? Karena ketiganya akan saling tembus di satu lahan media sosial?:

  1. Menyediakan media yang sesuai dengan budaya ber-sosial medid online, yaitu singkat, ringan memiliki benefit nyata
  2. Menjadikan marketing public relation bagian dari penyeimbang harmonisasi melelui media sosial, sehingga tidak harus menunggu adanya keluhan, kritikan maka informasi yang pro rakyat sudah terdeliver.
  3. Tidak menjadikan kesenjangan antara yang kuat dan lemah
  4. Tidak menjadikan yang pandai dan bodoh
  5. Tidak menjadikan konsumen online adalah bagian yang selalu salah dan harus dikalahkan opininya
  6. Tidak menjadikan media sosial untuk selalu membela diri saja, ada fungsi harmonisasi
  7. Menjadikan nilai sosial di masyarakat adalah subyek untuk dipedulikan perusahaan
  8. Menjadikan hubungan yang rutin dan berkualitas

Catatan penting : Sosial media mampu menjadi penghalus bagi pencitraan perusahaan secara rutin.

Masih banyak fungsi lain, sehingga tidak ada alasan perusahaan untuk membenci sosial media.
Sukses selalu