Persaingan minimart waralaba dengan toko tradisional di perkampungan memang cukup  memaksa  suasana  yang tidak fair, memang dari faktor kekuatan permodalan juga standar layanan.

Strategi bisnis di minimart warakaba begitu baku, misal kalau kita masuk ke minimart waralaba, kemudian ada pramuniaga yg tersenyum maka kita berpikir itu demi keramahan, dianggap sopan. Tapi kalau diamatai itu jelas salah satu differenisasi, yang di toko tradisional belum tentu ada.

Lalu fenomena minimart waralaba ini bagaimana jika dihubungkan dengan kondisi toko tradisional sebagai pondasi perekonomian kerakyatan.

  1. Senyum dan keramahan adalah  wujud bersimpati, siapapun Anda, walau bercelana kumal, kaos lusuh, mungkin pemulung mau beli minum, tetap “kami akan tersenyum”,  Ini jelas  bentuk komunikasi yg distandarkan  di minimart walaraba
  2. Tidak disadari senyum keramahan ini selain menjadi differensasi juga sebagai bentuk keunggulan dari toko tradisional, yg kadang  memang tidak ada standard bahkan terkontaminasi faktor sosial, adanya apriori (maaf) misal ada sosok calon pembeli dengan baju kumal datang, terkadang beda keramahan si penjualnya ketika yang dating adalah tetangga yg make BMW. Ini adalah standar keterbukaan minimart waralaba.
  3. Pramuniaga yg rapi ramah dan menjelaskan dengan baik,  memiliki unsur marketing, sedang toko tradisional yg pelayannya berpakain seadanya, kadang ramah, kadang tidak, kadang rapi kadang seadanya ini juga mencari cirri, sehingga  dalam hal ini penampilan distandarkan  oleh minimart waralaba
  4. Kadang sumuk, gerah kalo ke toko tradisional, maka beda dengan minimart ber AC. Ini kenyamanan yg distandarkan minimart walaraba)
  5. Kadang ke toko tradisional tidak ada kembalian jika duitnya gedean, tapi di minimart sudah diantisipasi ( ini kepastian pembyaran yg distandarkan minimart walaraba, apalagi ada Autodebet

Nah ada juga toko tradisional yang diformat mewah seperti minimart waralaba, tetapi juga tidak ramai, kenapa ini?

  1. tidak memiliki standar layanan, kepastian, keunggulan dlll
  2. tidak terjadi kepastian harga  (semakin pasti harganya semakin tenang pelanggannya)
  3. sistem inventory yg aktif
  4. dll dll

Semoga toko tradisional juga bisa tumbuh, sebagai pilar ekonomi mikro di perkampungan, karena juga resistensi masyarakat terhadap MINIMART WARALABA mulai tumbuh…dari sisi perekonomian rakyat..

Sebaiknya dibaca juga materi yg berkaitan : http://ipan.web.id/strategi-bisnis-memacu-persaingan-toko-tradisional-agar-tidak-terpuruk-minimart-waralaba/