Ini menjadi catatan penting dalam usaha web development, karena tidak semua pelanggan sadar  bahwa ekpektasinya belum sesuai dengan apa yang dimiliki, atau kadang ekepektasinya terlalu tinggi saat ini.  Ini tampak dari beberapa mengerjakan website, pelangan menginginkan website mirip dengan web ini dan web itu, padahal resource sangat berbeda. Web yang dicontohkan memiliki resource mulai video, foto, profil, dan kekuatan redaksional yang beragam, hingga FAQ, SOP dll Sehingga ketika web developer diharuskan membuat web seperti dalam contoh memang dalam logikanya tentu pelanggan sudah memiliki resource yang sama, padahal tidak.

Ada pengalaman menarik ketika kami membangun web bisnis untuk klien, bahwa ekpektasi klien kami  sangat tinggi kemudian memberikan contoh seperti sebuah web dari pesaing, namun video tidak dipunyai, company profile layak pun tidak ada, foto yang layak  tidak dimiliki, sehingga ketika dalam sebuah pertemuan dengan pelanggan kami sebagai perancang teknis justru ditekan. Loh kok?  Secara umum wadah dengan CMS sudah jadi beberapa bulan lalu, namun dari pelanggan lah yang belum mengisi konten.

Nah ketimpangan informasi seperti ini haru segera di minimalisir, untuk menjaga kepercayaan, walau pun klien pada posisi yang belum mampu menangkap ketentuan, namun perusahaan lah yang harus sigap.
Sehingga beberapa yang bisa dilakukan adalah setidaknya mengedukasi pelanggan dengan nilai-nilai yang baik :

  1. Memberikan pelatihan sesudah web diselesaikan
  2. Memberikan edukasi terhadap manfaat fitur dari sisi bisnis bukan ekpresi dan hiasan semata
  3. Memberikan resiko dalam pengembangan
  4. Memberikan kebutuhan media pendukung
  5. Memberikan estimasi penggunaaan
  6. Memberikan gambaran nilai  manfaat yang didapat dari web
  7. Memberikan cara penggunaan web dari sisi kerjasama dengan social media

Dari sini maka usaha web developer bukan saja mampu membuat dari sisi teknis, merancang dari sisi teknis tapi juga harus mampu memnberikanm edukasi pelanggan agar terjadi kesepahaman bersama..