Manajemen bisnis yang representatif tentunya adalah sebuah paket manajemen yang mampu menangkap dan menggambarkan perubahan-perubahan dan respon seluruh lapisan tim dan struktur organisasi dengan paket solusi dan skenario-skenario untuk mencapai tujuan.
Dalam skala bisnis besar mungkin hal ini tidak menjadi masalah karena biasanya perusahaan dengan skala bisnis besar mempunyai tim tersendiri yang menangani Sumber Daya manusia dan korelasi nya dengan bidang operasional yang lain.

Persoalan yang muncul sekarang  adalah kalau  itu semua terjadi dalam bisnis skala kecil dari perusahaan yang kecil pula. Yang sering terjadi adalah bahwa perusahaan kecil sangat dipengaruhi oleh:

  1. Besarnya dan daya tahan modal dalam perputarannya
  2. Output produksi yang tidak terukur atas dasar pemantauan proses  harian
  3. Pendanaan terutama sistem penggajian yang bersifat minimalis
  4. Rendahnya tunjangan sosial, kesehatan dll untuk karyawannya
  5. Benturan kepentingan antar individu karena proses seleksi SDM yang minimalis atau tanpa sistem
  6. Quality control bersifat improvisasi dan fisik, lebih ke hasil produksi bukan pada proses
  7. Tidak pahamnya lapisan-lapisan SDM  tentang pengguna hasil produksi terutama segmen dan perilakunya. (banyak kasus industri kecil sepatu, lebih mementingkan faktor harga sehingga kualitas lem dan bahan sangat minimalis, padahal pembeli terkadang adalah turis asing)
  8. Tidak adanya feedback atau sistem pemantau/pengukur kepuasan pelanggan, karena  menggunakan lapisan yang banyak dalam proses pendistribusian dan penjualan, juga oleh tengkulak-tengkulak.
  9. Mampu berproduksi namun tidak memiliki sistem marketing yang baik, sehingga mudah di goyang oleh pesaing dan perubahan pasar, bahkan oleh perilaku tengkulak.
  10. Lemahnya perluasan pemasaran yang masih tergantung pihak ketiga, keempat dst

Persoalan ini akan saya jawab pada tulisan minggu-minggu mendatang seputar solui strategi bisnis dan manajemen bisnis UKM..