Saat ini persaingan strategi bisnis provider seluler pada titik puncak, tekanan-tekanan pesaing tidak saja muncul dari satu lini namun sudah mulai menyeluruh. Menyeluruh dari lini penurunan harga, produk dan layanan, kedekatan fungsi dan kedekatan harga dengan kepentingan pelanggan.
Satu hal, bahwa persaingan dalam strategi bisnis dengan lini penurunan harga akan memberikan keuntungan bagi pelanggan, karena masyarakat golongan menengah ke bawah merasakan harga yang semakin terjangkau, namun hal ini bisa menurunkan aspek kepuasan pelanggan jika hal ini muncul dengan tujuan untuk memunculkan persepsi; siapa termurah maka terbaik bagi pelanggan, dan menjadi pilihan masyarakat. Benarkah??
Ketika tarif sms awalnya adalah 350 rupiah, maka SMS merupakan alternative komunikasi yang terjangkau dan digunakan oleh kebanyakan pelanggan, baik dari masyarakat menengah maupun atas. Dan histerisnya tingkat penggunaan call/telepon lebih rendah daripada SMS, dilihat dari sisi kuantiti utility. Namun semua akan berubah ketika tarif telepon didiskon mati-matian dibawah variable harga SMS, konkretnya bawah telepon permenit bisa mencapai Rp. 1/detik, bahkan gratis. Sedang SMS masih di tingkat Rp. 350. Apa yang terjadi dari dampak persaingan ini?
Pernahkan anda merasakan nomor HP anda sulit dihubungi? Atau anda merasa bahwa telepon anda terputus saat pembicaran berlangsung? Yah semua ini adalah dampak dari manajemen harga yang muncul dari dampak persaingan. Harga telepon per menit menurun, sehingga memecau tingkat penggunaan telepon juga meningkat, karena murah, dampaknya frekuensi penggunaan menjadi overload, BTS mencapai rate dan tinggat penggunaan yang sangat tinggi, sehingga kualitas per calling jadi rendah, karena tentu BTS mempunyai batasan-batasan akses.
Penyebab lain adalah bahwa Call/telepon membutuhkan resource “ pita data” yang lebih lebar dari pada SMS, sehingga BTS overload karena Call/telepon, maka sebagai strategi “penyeimbang” tarif SMS pun diturunkan, demi keseimbangan penggunaan antara call/telepon dan sms, dengan nilai ideal bagi BTS dan dukungan hardware.
Persaingan harga ini lah yang menguntungkanpelanggan dari sisi “harga”, namun mengorbankan pelanggan dari sisi “kualitas layanan”, baik telepon yang terputus, sms yang tertunda, telepon susah masuk dan lain2.
Memahami Tipe Pesaing
Dalam penguatan dan kehandalan strategi bisnis tentu manajemen baik sektor perusahaan besar atau UKM harus memperhatikan pesaing. Pesaing tidak untuk diserang layaknya musuh namun sebagai bentuk pemicu, pemacu langkah-langkah bisnis yang cerdik, implementatif dan cocok dengan kebutuhan masyarakat dari sisi bentuk produk/layanan dan kualitasnya.
Persaingan secara umum terbagi menjadi 2
- Pesaing Destruktif
- Pesaing Konstruktif
Pesaing Destruktif.
Dalam strategi bisnis, pesaing tipe ini lebih kepada menguatkan kekuatan untuk menghancurkan pengaruh pasar terutama dalam margin dari lawan atau justrumengurangi margin perusahaan itu sendiri. Seperti kasus di atas sebuah provider sengaja menurunkan margin lawannya dengan banting harga dan diskon di semua lini, harga per unit selalu dibawah pesaing. Pesaing ini memicu tingkat Profit Margin perusahan itu sedikit terganggu, namun tujuan utama memang bukan profit margin, tapi lebih kepada tujuan menurunkan omset dan margin dari pesaing, untuk dialihkan/direbut. Sehingga terkadang perusahaan sengaja mengganti-ganti harga sesuai dengan pergantian harga perusahaan lain. Ada pula provider yang berusaha menurunkan tingkat akses call/telepon, untuk mengalihkan kepada sms, agar BTS tetap mampu melayani.
Pesaing konstruktif
Dalam stategi Bisnis,pesaing konstruktif adalah pesaing yang membangun iklim persaingan sehat dan saling mendukung dengan perusahaan lawan. Pesaing konstruktif bertujuan meningkatkan nilai tambah, nilai manfaat, nilai pemuasan dan nilai kecocokan yang tinggi dengan pelanggan dengan tidak melakukan pola strategi bisnis yang menurunkan profit margin perusahaan itu sendiri. PEsaing konstruktif mempunyai ciri yaitu menawarkan produk dan layanan dengan nilai tambah tinggi dan dengan tujuan untuk pemenuhan segmen yang masih kosong atau segmen yang tidak teridentifikasi secara khusus, dengan tujuan untuk menggairahkan Suasana manajemen yang beriklim baik pada perusahaan tersebut. Ciri inilah yang justru akan meningkatkan gairah persaingan yang sehat, daling mendukung dan saling menguji efektifitas strategi bisnisnya. Contohnnya dari tip pesaing ini Bergabungnya Bank dalam ATM bersama, bersaing namun tetap salling mendukung.
Pola persaingan yang sehat akan memunculkan penurunan harga namun justru meningkatkan kualitas layanan dan produknya.
Sukses selalu
Ipan Pranashakti KIP
mantap bg..