Aneh rasanya membaca tulisaan pakar pemasaran bahas strategi branding, tapi justri fokus bahas  logo usaha saja, mengabaikan bagaimana penguatan merek sebagai cara meningkatkan omzet penjualan. Dari sini, semua harus pahaam bahwa merek itu tidak identik hanya logo saja, karena logo itu hanya sebagian kecil dari merek itu sendiri.

Sama halnya, ketika minggu ini saya mendampingi salah satu profesionalis di bidang jurnalistik, mendampingi membangun usaha setelah memasuki masa pensiunnya, setelah 23 tahun lebih bekerja di koran nasional ternama di Indonesia, ingin membangun usaha rumahan dengan merek yang kuat, sistematis, dan rumusan persepsinya jelas. Yah, branding/membangun merek itu identik dengan upaya membangun kesan mendalam ke pasar, dengan pengenalan identitas yang bisa berwujud nama orang, nama perusahan, nama produk, logo, simbol, dan lain sebagainya.

Dalam membangun strategi branding, terutama yang akan diarahkan dengan media online yang terpenting justru rumusan kesan persepsi yang akan dibangun kepada merek kita tersebut. Artinya rumusan kesan persepsi inilah yang akan diupayakan menancap jelas di benak konsumen, sehingga bisa menjadi virus penggerak untuk segera membeli, mempromosikan kembali, membahas di forum, menanyakan ke temannya. Artinya branding ini juga mengemas upaya-upaya kepada aspek psikologis konsumen, sehingga dengan usaha minimalis pun, persepsi itu menancap kuat di benak konsumen.

Lalu apa saja yang harus dilakukan dari sisi persiapan sebelum melakukan komunikasi ke pasar baik dengan iklann atau promosi lainnya? Dalam hal ini dari sisi filosofi branding nya:

Pertama, pastikan rumusan persepsi apa yang kira-kira ingin dikirim di benak konsumen terhadap sebuah brand? Dalam hal ini harus diperhatikan pola segmentasi dan targeting yang sudah lebih dulu dirumuskan. Hal ini harus sangat relevan. Beberapa contoh yang ada bisa dipilih dalam ulasan membangun brand

  • Kesan nyaman, enak, cocok
  • Kesan lucu, hilangkan stres, enjoy
  • Kesan bahan berkualitas, proses berkualitas
  • Kesan Irit, hemat, murah
  • Kesan modern, inovatif
  • Kesan bergengsi, gagah, stylis, mewah
  • Kesan indonesia banget, barang luar negeri, produk import
  • dll

Kedua, bangun indentitas dari penjelasan yang di atas tadi, artinya  identitas ini akan melekat kepada brand yang akan dibangun, misal  brand terkesan modern canggih, maka identitas dalam hurufnya berjenis huruf milinium, warna dan sususan karakter terkesan elegan dan komputer desain, Sehingga tentukanlah apa saja item2 yang menggambarkan kesan yang akan dibangun yang dilekatkan kepada brand ini terutama nanti jika sudah dikomunikasikan ke pasar.

Untuk melengkap penjelasan nomor kedua ini bisa baca juga artikel saya berkenaan brand identity : Promosi dan Brand 

Ketiga, rahasia besar dari membangun brand salah satunya adalah mengerti kondisi pikiran dan harapan audiens, yang terpenting brand ini akan menjadi gaya hidup dan pola pikir bagi konsumennya, sehingga ada produk makanan Oreo, yang makan sambil diputar2 produknya, ada menanak nasi dengan menambah  produk agar-agar, nasi jadi berserat, ada gaya hidup naik motor yang diusung Yamaha, dari motor irit menjadi gaya stylis, motor harus keren dan bergaya. Intinya masukkan unsur harapan konsumen menjadi bagian dari cara membangun brand..

Keempat, membangun konkret kesan brand dari sisi inovasi, dalam hal ini memuaskan pelanggan, karena inovasi sekarang cenderung diidentikkan dengan layanan yang bisa melalui BBM, Internet, Facebook, Twitter. Belum adanya nilai konkret  inovasi yang nyata menjadikan PRODUK nya makin menjadi terus diburu konsumen, karena inovasinya menjadikan produk semakin awet, bergengsi, bergizi, tahan cuaca, makin ringan simpel, mudah dirakit, makin safety.

Kelima, membangun kesan brand yang tulus, bahwa dalam layananan dan paska belinya tidak mengandung kesan ruwet, bayar lagi, susah dirawat, susah disimpan dan lain-lain. Misal ada produk dari Toyota, mobil garansi 1 tahun misal lecet, nabrak, suspensi kurang empuk, mesin trouble. Atau produk dari sandal jepit di Yogya, ada yang memberi garansi, gratis service seumur hidup jika lem nya rusak.

Nah silahkan dilanjut ke proses berikutnya dalam membangun brand, tapi setidaknya ini bagian dari rumusan branding yang akan dibangun ke depannya, perlu ada kejelasan di awal, sebelum melakukan kampanye promosi, pendekatan konsumen, cetak brosur, bikin web dan lain sebagainya.