Sejauh mana korelasi strategi bisnis, strategi marketing dengan ekuitas merek yang dibangun dari ciri sebuah logo? Betapa hebatnya strategi bisnis Garuda Airways dimata saya sewaktu saya masih SMP, karena orangtua saya pernah bilang Logo itu senilai 1 milyar di tahun 80-90-an.Dalam hati saya, seberapa hebat sebuah logo?
Logo perusahaan atau produk merupakan salah satu kebijakan manajemen, juga representasi dari strategi bisnis yang mempunyai kaitan dengan bagaimana dapat menimbulkan ciri dan persepsi kepada masyarakat dalam sebuah simbol yang komunikatif, sehingga terjadi koneksi antara visualisasi/penglihatan pelanggan dengan benak pelanggan. Logo mampu menciptakan daya komunikasi walau hanya berukuran beberapa sentimeter saja.
Di tahun 80-an saya begitu bangga dengan Celana Jin saya yang warna biru. Bangga bukan karena warna dan style yang menawan, namun karena celana jin saya dibelakangnya ada tempelan logo merek “TIRA”. Strategi bisnis dan strategi marketing yang dibangun dengan pencitraan logo yang begitu besar di setiap produk celananya cukup membuat saya percaya diri, saat kemana-mana dengan merek itu. Maklum seumuran itu.
Setelah 2 tahun saya baru tahu ternyata celana merek TIRA yang saya pakai adalah tiruan yang 99% benar-benar mirip, dan dibuat oelh sekelompok wirausaha wan dari Tangerang. PErtanyaannya, apakah celana jin langsung saya buang?? Tidak saya tetap memakainya dengan bangga, walaupun dibuat bukan dari pabrikan namun dari wirausaha wan kecil, namun merek yang melekat dibelakang masih tetap melekat. dan 99% mirip.
Bisnis di era sekarang berkembang dengan banyaknya waralaba. Secara umum tidak semua pe waralaba itu mempunyai pengalaman bisnis dan marketing yang bagus, mungin hanya mempunyai pengalaman wirausaha yang terbatas. Bahkan mungkin strategi bisnisnya pun tidak terencana. Namun masyarakat begitu mengidamkan bisnis berbasis waralaba, lalu apa sebenernnya yang dicari???? Salahsatu jawabnya adalah, bahwa dengan waralaba maka kita sebenernya beli Logo. Namun yang kita beli adalah logo yang telah mampu masuk ke benak pelanggan secara luas. Apakah ada garansi jika beli ayam goreng dari merek pewaralaba nasional yang berada di Jakarta dengan di Yogya bisa sama 100%??? Tidak, karena kondisi air, minyak goreng, tepung dan timing menggoreng yang berbeda. Namun apakah perbedaan dipermasalahkan secara hebat oleh pembeli?? Jawabnya tidak, karena ayam goreng itu berlogo tertentu, dan sudah berkesan. Soal rasa mungkin nomor 2, walau jangka panjang mungkin akan berubah.
Kelurga pernah saya tes dengan menukar isi sebuah produk ayam goreng produk waralaba internasional seharga 21ribu dengan yang seharga 8 ribu dari wirausaha wan biasa. Dos tetap yang ayam goreng mahal, namun isi sya ganti denga ayam yang 8 ribu milik wirausaha wan yg tetangga saya. Setelah makan, saya coba tanya apakah enak?. Jawabnya iya. Kemudian, baru esok paginya keluarga saya kasih info bahwa ayam itu ditukar. Apa jawab keluarga?? Ah masak, enaknya sama kok sambil tidak percaya.
Saya hanya terdiam, celana jin saya yang palsupun tidak mempengaruhi, apalagi ayam goreng pinggir jalan pun tidak masalah, yang penting logo yang melekat itu mampu mencitrakan nilai-nilai tertentu.
Logo atau merek sudah saatnya menjadi bagian dari strategi bisnis dan unsur-unsur wirausaha anda, sehingga seirama antara membangun kerajaan bisnis atau wirausaha anda dengan membangun persepsi pelanggan terhadap merek. Setidaknya kita tahu kalau bicara soal Kartu Perdana XL maka yang terbayang adalah huruf XL warna Hijau Putih background biru seperti dalam banyak iklan2 di TV dan Baleho.
wow…. pemikiran yang cerdas. Thx
Logo merupakan salah satu wujud pencitraan dari visi dan misi perusahaan. Dalam sebuah logo biasanya terkandung makna yang dalam, bak sebuah karya seni. Itu sebabnya harga sebuah logo bisa sangat tinggi.
Good posting bro!
apa logo dan warna yang cocok
sangat bermanfaat pak!
semoga barokah 🙂