Strategi marketing, menjadi materi yang paling diiginkan menurut data survey blog ini. Secara umum strategi marketing harus dilandasi dari pemahaman manajer marketing, direktur pemasaran atau CEO akan arti pentinya motif pembelian seseorang terhadap produk atau layanan, karena motif tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan implementasi strategi marketing baik saat kegiatan produksi/pemasaran reguler/rutin maupun isedentil misal ketika promosi, event, sponsorship dll.
Secara mendasar AH. Maslow, USA, telah menyusun sebuah hirarki keinginan manusia dalam 5 tingkatan:
Fisik (Biologis)
1. Keinginan fisiologis (makan, minum, seks, dsb)
2. Keinginan selamat (keamanan, proteksi, dan stabilitas keluarga)
Sosial
3. Keinginan milik dan kecintaan (sebagai anggota kelompok, pengakuan dan kesenangan)
4. Keinginan akan penghargaan (reputasi, prestise, kehormatan, dan kedudukan)
Keterlibatan diri
5. Keinginan akan kenyataan diri (penyelesaian sendiri, dan melakukan apa yang cocok)
A. H. Maslow menggambarkan bahwa keinginan utama manusia berada pada tingkatan pertama, yaitu keinginan fisiologis, setelah keinginan pertama terpenuhi barulah menginjak pada keinginan kedua yaitu Keselamatan, proses ini berjalan terus menerus sampai keinginan naomor lima, Keinginan dan kenyataan diri.
Memahami motif mendasar di atas sangat penting apalagi ditunjang dengan memperdalam informasi akan motivasinya syukur-syukur dengan riset motivasi, untuk memprediksi perilaku konsumen.
Aplikasi dari Motif tersebut saya uraikan dengan bahasa yang ringan dan awam:
Saya ambil contoh, anda seorang manajer pemasaran sebuah Agen Motor, selain anda ditarget dalam penjualan setiap bulan tentu anda juga harus memahami apa yang dibalik motif pemilihan pembelian motor tersebut, misal asuransi kehilangan, garansi 3 tahun, jaminan harga penjualan bekasnya tinggi, dll. Jika dikaitkan dengan teori Maslow maka motif pemilihan tersebut melambangan unsur fisik, yaitu tingkatan nomor 2, yaitu Keinginan selamat (keamanan, proteksi). Namun sebelum itu Anda harus menentukan motif sebelumnya, yaitu nomor 1, yaitu Keinginan Fisiologis, misal pelanggan ternyata belum mampu membeli karena belum cukup tabungan, karena beberapa faktor yang untuk memenuhi Keinginan Fisiologisnya, misal Makan, Pernikahan dll. Sehingga tentu anda harus jeli tawarkan kan dulu kemudahan dalam proses pembelian yang tidak mengganggu motif pertama, misal kredit yang lunak, ringan atau DP yang ringan. Tidak hanya sampai di situ, kemudahan dalam aspek administrasi dan jaminan dipermudah,juga sistem anter jemput, sampai ke pengurusan plat nomor, STNK dll. Agar konsumen tetap bisa mencari/memenuhi kebutuhan makan dan minumnya, namun juga tetap mampu membeli motor dengan tidak perlu repot dan nyaman “tapi tetap aman dan berasuransi” . Sehingga mungkin perusahaan-perusahaan pesaing lain akan bertanya-tanya , kenapa yah banyak masyarakat membeli motor di perusahaan Anda yah, padahal motornya sama? DI kota saya ada loh dealer motor Honda yang laris banget, bikin ngiri dealer lainnya.
Contoh lain adalah, ketika anda seorang manajer pemasaran dalam bisnis atau wirausaha bidang web development/web design, maka tentu anda harus menentukan aspek apa saja yang diberikan ke konsumen selain web itu sendiri sebagai produk atau layanan anda, misal jaminan keamanan dari hacking, hosting yang stabil, jaminan garansi backup data, dll. Namun itu baru menjawab Keinginan nomor 2. Untuk menjawab Keinginan nomor satu misal, konsumen tidak harus membayar hosting dalam 1 tahun di depan, misal menjadi bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan, berilah kemudahan untuk meringkankan aspek motif 1 dan tetap bertransaksi karena motif ke 2.
Sehingga tuntutannya adalah motif membeli dapat dikaitkan dengan hirarki keiginan manusia secara bertingkat, silahkan anda tentukan. Ketika anda ingin memberikan bonus, hadiah, reward SDM, maka A.H Maslow telah memberikan gambarannya, tinggal anda memperdalam dengan riset anda.
Jangan lupa lakukanlah evaluasi secara rutin terhadap implementasi konsep pemasaran dengan motif pembelian di atas, dan jangan lupa “action”, lakukan dan lakukan . Karena semua ilmu, petunjuk, strategi, panduan yang benar tidak akan ada gunanya kalau anda tidak cepat-cepat melangkah dan berdiam diri.
Jangan lupa, jangan hanya berekpresi di strategi marketing nya saja tetapi juga PDCA; Plan, Do, Check, Action.
Sukses selalu. Ipan Pranashakti KI
mantab gan.. tips yang lengkap dan easy-reading
artikelnya mantap saya minta mas ipan untuk artikel pribadi saya ya.
thanks banget
Sangat bermanfaat sekali
Mudah mudahan allah swt selalu memberkahi pa ipan. Terimakasih